China Bakal Luncurkan 'Kereta Api Perak' untuk Turis Lansia
China akan meluncurkan serangkaian "kereta apiperak" yang ditujukan bagi wisatawan lanjut usia (lansia) dalam upaya untuk memanfaatkan populasi negara yang menua paling cepat di dunia.
Panduan baru telah dirilis oleh sembilan departemen pemerintah, termasuk Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Perusahaan Grup Kereta Api Negara China, dan Kementerian Perdagangan, yang menguraikan rencana untuk menargetkan wisatawan senior dengan banyak waktu luang yang dapat bepergian di luar periode puncak.
"Dengan perluasan populasi lansia dan meningkatnya permintaan mereka untuk konsumsi budaya dan pariwisata, potensi pertumbuhan kereta api wisata untuk lansia sangat besar," kata Kong Dejun, seorang direktur di Kementerian Perdagangan, seperti dilansir Independent.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Pada tahun 2024, China mengoperasikan total 1.860 kereta wisata di seluruh negeri, yang merupakan rekor tertinggi, dan angkanya melonjak hampir 50 persen sejak 2019, ungkap China Railway.
"Arah operasi utama kereta-kereta ini difokuskan pada destinasi wisata populer dan rute-rute seperti daerah otonomi Uighur Xinjiang, serta provinsi Yunnan dan Heilongjiang," kata Zhu Wenzhong, wakil direktur departemen transportasi penumpang di China Railway.
"Tahun lalu, kereta-kereta wisata tersebut melayani lebih dari satu juta perjalanan penumpang," imbuhnya.
China bermaksud meluncurkan lebih dari 100 rute kereta berkualitas tinggi untuk wisata lansia pada tahun 2027, dengan lebih dari 2.500 kereta diharapkan beroperasi setiap tahun.
"Peluncuran kereta wisata khusus untuk lansia merupakan langkah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan layanan yang ramah bagi lansia dan meningkatkan kesejahteraan kelompok demografi yang menua, sementara kereta-kereta tersebut juga akan menyediakan layanan bagi konsumen dari semua kelompok umur," tambah Dejun.
Satu dari lima orang China berusia di atas 60 tahun pada akhir tahun 2022, menurut Kementerian Urusan Sipil China, angka yang dibentuk oleh kebijakan satu anak yang membatasi angka kelahiran selama beberapa dekade.
(wiw)(责任编辑:综合)
- ·OJK Gandeng AO PNM dalam Program SICANTIKS untuk Perkuat Literasi Keuangan Syariah
- ·Keluarga Kolonel Cpl Antonius Hermawan yang Gugur dalam Ledakan Garut: Tak Sempat Pulang Minta Restu
- ·Koalisi Masyarakat Sipil Desak Panglima Cabut Perintah Prajurit TNI Amankan Kejati dan Kejari
- ·Kemenperin Soal Panasonic Holdings PHK Ribuan Karyawannya: Tidak Terjadi di Indonesia
- ·Mario Dandy Punya Pengaruh yang Kuat di Dalam Tahanan, 'Banyak yang Dekati Dia'
- ·Klaim Sekarang! Ini Tips Menikmati Saldo DANA Kaget Saat Akhir Pekan
- ·Akui Dekat dengan Sultan Brunei Selama 60 Tahun, Prabowo: Kalau Brunei Dicubit, Indonesia Merasakan
- ·KWI Berharap Paus Leo XIV ke Indonesia: Beliau Pernah ke Tanah Papua
- ·Maskapai Benci jika Penumpang Minta Pindah Kursi, Ini Alasannya
- ·#KurbanSengaruhItu Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Berkurban ke Pelosok Negeri
- ·Pencurian Besi JPO Daan Mogot Bikin Warga Resah, Nyebrang Jalan Mirip 'Ninja Warrior'
- ·Link dan Cara Daftar Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026, Wajib Tercatat di DTSEN
- ·Tata Cara Lapor Diri PPG Guru Tertentu 2025 Lengkap Berkas yang Harus Dipersiapkan
- ·Simak Syarat dan Cara Daftar SPMB Jakarta 2025 Jenjang TK Hingga SMA
- ·Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot
- ·5 Tanaman yang Mengundang Ular, Jangan Ditanam di Rumah Kamu
- ·BGN: Program MBG Investasi Untuk Tingkatkan SDM Indonesia
- ·Prabowo Ajak Umat Islam Bersatu untuk Perdamaian: Jangan Jadi Bangsa Kacung!
- ·Emrus Sarankan Tak Ada Salahnya Endar Datangi Firli untuk Minta Maaf
- ·Masih Sering Makan Mi Instan Pakai Nasi? Ini Risikonya ke Tubuh Kamu